PERBANKAN
(Studi pada
Bank-bank Milik Pemerintah yang Go Public di BEI)
Hebi Yusuf
Purba
Darminto
M.G. Wi
Endang NP
Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas
Brawijaya
Malang
ABSTRACT
Banking is a financial
institution that is very important in a country, especially in the era of free
and globalization. Played the role as collector of funds from public
institutions and channel back to the community. Because this is the role of the
banking companies are required to have a good financial performance. To assess
the performance of the banking companies are usually used by using CAMEL, which
includes aspects of Capital, Assets Quality, Management, Equity and Liquidity.
This study aims to assess the performance of the banking firm in Indonesia,
particularly banks owned by the government, namely Bank Mandiri, BNI, BRI and
BTN, for the period 2013 and 2014 and the data obtained from the Indonesia
Stock Exchange Gallery in Brawijaya University. From this research known that
state-owned banks generally have good performance. Where the bank Mandiri, BNI
and BRI predicated healthy while BTN predicated healthy enough. From the
results of this study also showed that only the bank BRI are increased
performance, while bank Mandiri, BNI and BTN, decreased performance.
Keywords: Banking, CAMEL, banking performance.
ABSTRAK
Perbankan merupakan sebuah
lembaga keuangan yang sangat penting di dalam suatu negara, terutama dalam
menghadapi era bebas dan globalisasi. Peran perankan sebagai lembaga penghimpun
dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali kepada masyarakat. Karena perannya
inilah perusahaan perbankan dituntut untuk memiliki performa keuangan yang
baik. Untuk menilai performa perusahaan perbankan biasanya digunakan dengan
menggunakan metode CAMEL, yang meliputi aspek Permodalan, Kualitas Aktiva
Produktif, Manajemen, Ekuitas dan Likuiditas. Penelitian ini bertujuan untuk
menilai performa perusahaan perbankan yang ada di Indonesia khususnya bank-bank
yang dimiliki pemerintah yaitu bank Mandiri, BNI, BRI dan BTN, untuk periode
2013 dan 2014 dan datanya diperoleh dari Galeri Bursa Efek Indonesia di
Unversitas Brawijaya. Dari hasil penelitian ini diketahui kalau bank-bank milik
pemerintah umumnya memiliki performa yang baik. Dimana bank Mandiri, BNI dan
BRI berpredikat sehat sedangkan bank BTN berpredikat cukup sehat. Dari hasil
penelitian ini juga dapat diketahui bahwa hanya bank BRI saja yang mengalami peningkatan
kinerja, sedangan bank Mandiri, BNI, dan BTN, mengalami penurunan kinerja.
Kata Kunci : Perbankan, CAMEL, kinerja perbankan.

Perbankan
adalah lembaga keuangan yang
berperan sangat
vital dalam aktivitas perekonomian didalam
suatu negara. Perbankan sekarang ini, masyarakat sangat
bergantung kepada bank. Ini bisa kita lihat dengan semakin banyaknya masyarakat
berbisnis, berinvestasi dan menyimpan melalui jasa perbankan. Berdasarkan
undang-undang perbankan no. 10 tahun
1998, struktur perbankan di Indonesia terdiri atas bank umum dan BPR.
Perbedaan dari bank umum dan BPR adalah, BPR tidak diizinkan membuat uang
giral, dan jangkauan
operasionalnya sangat terbatas, sedangkan
Bank umum didalam kegiatannya menganut
sistem dual bank,
yaitu bank umum bisa
melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah ataupun
kegiatan usaha bank konvensional. Sementaran BPR hanya dapat melakukan salah
satu dari kegiatan
bank
konvensional
atau berdasarkan prinsip syariah. Bank merupakan lembaga keuangan yang
ada di dalam suatu Negara, yang berperan sebagai penunjang
kelancaran pembayaran, pelaksana kebijakan moneter serta alat untuk meraih
stabilitas sistem keuangan yang dijalankan sesuai dengan prinsip kepercayaan.
Oleh sebab itu, didalam menjalankan fungsi diatas, bank dituntut untuk berada
dalam keadaan yang sehat agar bisa menjalankan fungsi-fungsinya tersebut dengan
baik. Prasna nugraha (2007 :83) menyatakan suatu bank dikatakan sehat atau
mempunyai performance yang baik, jika mampu melakukan kegiatannya
secara normal dan mampu melunasi semua kewajibannya dengan lancar dan sesuai
dengan peraturan perbankan yang ada.
. Bank Indonesia selaku Bank Sentral berperan sangat vital
didalam menyehatkan dunia perbankan Indonesia, sebab Bank Indonesia mempunyai
peranan untuk mengatur dan mengawasi setiap kegiatan operasional bank. Oleh
karena itu Bank Indonesia menetapkan suatu peraturan yang wajib dilaksanakan
oleh bank-bank yang ada di Indonesia, yaitu mengenai Penilaian Tingkat
Kesehatan Bank.
Penilaian tingkat kesehatan bank
ini dibagi kedalam beberapa faktor yaitu faktor Capital (Modal), Quality Asset
(Kualitas aset), Management (Manajemen), Equity (Ekuitas), Liquidity
(Likuiditas) yang disingkat dengan CAMEL. Analisis CAMEL ini bertujuan untuk
menilai tingkat kinerja ataupun tingkat kesehatan perusahaan perbankan.
Analisis CAMEL merupakan faktor yang sangat menentukan tingkat kesehatan atau performance
bank. Faktor-faktor tersebut saling berkaitan dan tidak terpisahkan.

sangat berkaitan dengan bank,
yang mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan
kegiatan usahanya. Dalam ekonomi dunia yang modern
Penilaian tingkat kesehatan
bank dibagi kedalam empat bagian yaitu nilai kredit 0 -< 51 (tidak sehat),
nilai kredit 51 -< 66 (kurang sehat), nilai kredit 66 -< 81 (cukup sehat)
dan nilai kredit 81 - 100 (sehat).
Performance ataupun
kinerja perbankan merupakan gambaran kesuksesan yang dicapai bank dalam
kegiatan operasionalnya, yang menyangkut faktor keuangan, pemasaran,
penghimpunan dana maupun sumber daya manusianya. Performance bank dapat dilihat
dari tingkat kesehatan bank yang terkait. Tingkat kesehatan bank dapat dilihat
dari faktor modal minimum (CAR), kualitas aktiva produktif (KAP),
manajemen, kemampuan
menghasilkan keuntungan dan kemampuan melunasi kewajiban (likuiditas).
Bank-bank milik pemerintah
seperti, bank mandiri, bank BNI, bank BRI dan bank BTN, merupakan bank yang
berperan dalam memajukan bangsa ini lewat produk-produk perbankan yang
sediakan, dan juga sebagai sumber pendapatan untuk Negara. untuk itu sangat
penting untuk mengetahui performance bank-bank yang dimiliki oleh pemerintah.
Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik untuk mengambil judul penelitian, “
Analisis CAMEL untuk Menilai Performance Perusahaan Perbankan (studi pada
Bank-bank Milik Pemerintah yang go public di BEI).
2. KAJIAN
PUSTAKA a. Pengertian Bank
Sesuai UU No. 10
tahun 1998, bank yaitu badan usaha yang kegiatannya mengumpulkan dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat
dalam bentuk kredit dan atau kedalam bentuk yang lain dalam rangka memajukan
taraf hidup masyarakat banyak.
b. Jenis Bank
Sesuai
UU no. 10 tahun 1998 mengenai perbankan, jenis bank terdiri dari:
1.
Bank Umum, adalah bank yang
melakukan usahanya secara konvensional dan dalam kegiatan operasionalnya memberikan
jasa lalu lintas pembayaran. Bank umum melakukan semua fungsi dan kegiatan
perbankan yaitu mengumpulkan dana, menempatkan dana serta melancarkan
pembayaran arus giral. Pada praktiknya, kegiatan usahanya ada yang hanya
berbasis
2.
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yaitu
bank yang melaksanakan kegiatan usahanya secara konvensional dan atau secara
prinsip syariah yang dalam kegiatan usahanya tidak diperbolehkan melakukan jasa
lalu lintas pembayaran. BPR sama seperti bank umum, hanya saja wilayah
kegiatannya sangat terbatas, misalnya kota atau kabupaten saja. Bank
Perkreditan Rakyat tidak diperbolehkan terlibat dalam transaksi giral. Oleh
karena itu pengumpulan dana hanya bisa dilakukan dalam bentuk tabungan dan
deposito. Pelaksanaan kegiatan BPR ada yg berbasis bunga, berbasis syariah.
c. Kegiatan
Bank
1.
Mengumpulkan dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan,
dan bentuk lainnya.
2. Memberi
kredit.
3. Menerbitkan
surat pengakuan utang.
4.
membeli, menjual atau menjamin atas
resiko sendiri maupun untuk kepentingan dan atas nama perintah nasabahnya
5.
Memindahkan uang baik untuk
kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah.
6.
meminjam dana dari, menempatkan dana
pada atau meminjamkan dana kepada bank lain, baik
dengan menggunakan surat, sarana
telekomunikasi maupun dengan wesel unjuk, cek atau sarana lainnya.
7.
Mendapatkan dana dari tagihan surat
berharga dan melakukan perhitungan dengan atau antar pihak ketiga.
8.
Memfasilitasi tempat untuk menyimpan
barang atau surat berharga.
9.
Melaksanakan penitipan untuk
kepentingan pihak lain sesuai dengan surat kontrak.
d. Sumber Dana Bank
Sumber dana bagi
bank ada tiga, yaitu:
1. Modal
sendiri (dana pihak I), yaitu dana yang berasal dari modal bank itu sendiri
atau dari pemegang saham.
2. Pihak
luar (dana dari pihak II), yaitu dana yang diperoleh dari pinjaman dari lembaga
keuangan yang berbentuk bank atau non bank.
3.
Dari masyarakat (dana pihak III).
Dana yang berasal dari
masyarakat yang disimpan dalam bank dan merupakan merupakan sumber dana
terbesar yang

didapatkan
bank dan terbagi tiga bentuk yaitu :
1.
Giro
2.
Deposito
3.
Tabungan
e.
Laporan Keuangan Bank 1. Munawir (2004:2)
Laporan keuangan adalah hasil
dari proses akuntansi yang digunakan sebagai alat komunikasi antara data
keuangan dan aktivitas bank dengan pihak yang mempunyai kepentingan dengan data
atau kegiatan dari bank tersebut.
2.
Harahap (2002:7)
Laporan keuangan yaitu merupakan
hasil akhir dari suatu proses kegiatan akuntansi yang menjadi bahan informasi
untuk para pemakai sebagai salah satu dasar dalam kegiatan pengambilan
keputusan dan juga mampu menjadi acuan kesuksesan suatu perusahaan mencapai
tujuannya.
Tujuan Laporan Keuangan
Yaitu untuk
memberikan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan
posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat untuk pemakai dalam
pengambilan keputusan. Secara umum tujuan pembuatan laporan keungan suatu bank
adalah sebagai berikut:
1.
Menyediakan informasi keuangan
tentang jumlah aktiva kewajiban dan modal bank pada suatu periode.
2.
Menyediakan informasi mengenai hasil
usaha yang dapat dilihat dari pendapatan yang diperoleh serta biaya-biaya yang
dikeluarkan dalam suatu periode.
3.
Menyediana informasi tentang
perubahan yang terjadi didalam aktiva, kewajiban dan modal bank.
4.
Menyediakan informasi mengenai
kinerja manajemen suatu periode.
Pemakai laporan keuangan
1.
Perpajakan
Pihak perpajakan membutuhkan
laporan keuangan perusahaan untuk dipelajari dan di analisa yang nantinya akan
digunakan untuk menentukan besarnya pajak yang harus dibayar perusahaan.
2.
Karyawan
Karyawan berkepentingan untuk
mengetahui posisi dan kondisi dimana dia bekerja dengan harapan untuk
mengetahui sejauh mana perusahaan mampu memberi kesejahteraan kepada mereka.
3.
Pemilik perusahaan
4.
Manajemen
Untuk mengelola bank yang baik
manajemen perlu untuk mengatur tingkat likuiditas, aset, modal untuk mencapai
tingkat profitabilitas yang optimal. Cara yang tepat untuk mencapai tujuan
tersebut adalah dengan melakukan analisa keuangan sehingga manajemen bisa
mengambil keputusan-keputusan yang tepat.
5.
Pemerintah
Pemerintah menganggab bank
sebagai kesatuan usaha yang vital dengan tugas untuk membantu mengatur kegiatan
perekonomian suatu Negara pada umumnya dan moneter pada khususnya.
6.
Masyarakat
Masyarakat sebagai pemilik dana
berkepentingan untuk mengetahui laporan keuangan bank agar bisa mengetahui
perkembangan banknya secara umum, terutama mengenai likuiditasnya. Sehingga
analisa/interpretasi laporan keuangan merupakan upaya untuk mendapatkan sistem
peringatan dini bagi para pemilik dana.
f. Analisis
Rasio Keuangan
Pengertian
Menurut Munawir (2004:64) bahwa
rasio keuangan menggambarkan suatu hubungan antara suatu jumlah tertentu dan
jumlah yang lain, dengan menggunakan alat analisa berupa rasio akan dapat
menjelaskan kepada penganalisa tentang baik dan buruknya keadaan posisi
keuangan bank, terutama jika angka rasio tersebut dibandingkan dengan rasio
pembanding yang digunakan sesuai standard.
Menurut Harahap (2002:297) rasio
keuangan yaitu angka yang didapat dari hasil pembandingan dari suatu laporan
keuangan dengan yang lainnya yang saling berkaitan. Rasio keuangan
menyederhanakan informasi yang menggambarkan hubungan antara pos tertentu
dengan pos lainnya.
Penggolongan rasio keuangan
Menurut Munawir (2004:68),
berdasarkan sumber datanya maka angka rasio dapat dibedakan antara lain:
a. Rasio neraca, yang termasuk dalam kategori
ini yaitu semua rasio yang semua datanya diambil dari neraca, seperti Current
Ratio, Acid Ratio.

b.
Rasio laporan Rugi/Laba yaitu angka
rasio yang didalam penyusunannya semua datanya diambil dari laporan Rugi/Laba,
seperti tingkat perputaran
persediaan
, tingkat perputaran piutang dan lain sebagainya.
Sedangkan rasio keuangan berdasarkan tujuan penganalisa
dapat dibedakan menjadi :
a. Rasio Likuiditas, merupakan rasio untuk
mengetahui kemampuan bank untuk membayar kembali kewajiban jangka pendeknya.
b.
Rasio Solvabilitas, merupakan
analisis yang digunakan bank untuk mengukur kemampuan bank untuk memenuhi
kewajiban jangka panjangnya.
c.
Rasio Rentabilitas, yaitu alat untuk
menganalisa atau mengukur tingkat efisiensi dan profitabilitas yang dapat
dicapai.
g. Performance Bank
Pengertian
Performance ataupun
kinerja bank merupakan gambaran kesuksesan yang dicapai bank dalam
kegiatannya, baik menyangkut faktor keuangan, pemasaran, penghimpunan dana dan
penyaluran dana. Performance bank mengenai aspek keuangan yaitu gambaran
kondisi keuangan bank pada periode tertentu baik aspek pengumpulan dana ataupun
penyaluran dana, yang biasanya dinilai dengan indikator kecukupan modal,
kualitas aset, likuiditas, dan profitabilitas bank. Performance bank
dapat dilihat dari tingkat kesehatan bank. Kesehatan bank akan tercermin oleh
aspek modal minimum (CAR), kualitas aktiva
, manajemen, kemampuan
mendapatkan keuntungan serta kemampuan melunasi kewajiban jangka pendeknya.
h. Tingkat Kesehatan Bank
Suatu bank
dapat dikatakan sehat jika bank tersebut mampu memelihara kepercayaan
masyarakat, dan mampu membantu melancarkan lalu lintas pembayaran serta dapat
membantu pemerintah dalam menjalankan kebijakan-kebijakannyanya, khususnya
kebijakan dibidang moneter. Supaya bank mampu menjalankan fungsi-fungsinyanya
dengan baik, suatu bank harus mempunyai modal yang mencukupi sehingga bank
mampu mempertahankan kelangsungan usahanya serta dapat memenuhi kewajibannya
setiap saat.
Predikat
tingkat kesehatan bank sesuai dengan ketentuan bank Indonesia adalah sebagai
berikut :
a.
Sehat, yaitu bank umum yang memiliki
nilai kredit antara 81-100
c.
Kurang sehat, yaitu bank umum yang
memiliki nilai kredit antara 51-<66
d.
Tidak sehat, yaitu bank umum yang
memiliki nilai kredit antara 0-<51
i. ANALISIS CAMEL
1. Permodalan (Capital)
Menurut Martono (2002,:88) yang
dinilai dalam aspek ini adalah modal yang dimiliki oleh bank yang didasarkan
pada kewajiban penyediaan modal minimum. Penilain ini didasarkan pada CAR (capital
adequacy ratio) yang telah ditetapkan Bank Indonesia. Perbandingan ratio
CAR yaitu perbandingan rasio modal aktiva tertimbang menurut resiko (ATMR).
ATMR (aktiva tertimbang menurut risiko) merupakan penjumlahan dari aktiva
neraca dan aktiva administrasi. Sesuai ketentuan yang telah ditetapkan oleh
pemerintah, maka CAR perbankan minimal harus 8%. Ketetapan CAR minimum 8%
bertujuan untuk (Hasibuan, 2005:88-89)
1.
Memelihara kepercayaan nasabah
terhadap bank.
2.
Menjaga atau melindungi dana pihak
ketiga pada bank.
3.
Untuk memenuhi ketetapan
standar
perbankaninternasionaldengan
formula sebagai berikut:
a. 4% modal inti.
b. 4% modal sekunder,
Bank yang mempunyai CAR dibawah
8% harus segera memperoleh penanganan yang serius untuk diperbaiki. Peningkatan
jumlah CAR untuk sesuai seperti yang telah ditetapkan memerlukan waktu, dan akan
memberikan waktu sesuai ketentuan dari pemerintah . Jika sampai waktu yang
telah diberikan, target jumlah CAR tidak dapat dicapai, maka bank tersebut akan
dikenakan sanksi. Rumus yang digunakan untuk mencari rasio CAR adalah sebagai berikut:

CAR = ATMRMS x100%
Untuk
menghitung nilai kredit faktor permodalan ditentukan oleh ketentuan berikut
ini,
1.
Jika rasio 0% atau negatif dinilai,
0
2.
Untuk setiap kenaikan rasio 0,1%
dari 0% maka nilai kredit dibawah maksimum nilai 100

Berikut adalah rumusnya:



Nilai
kredit : 1 +


Nilai kredit dari faktor ini
maksimum 100. Apabila nilai kredit dari perhitungan rumus diatas lebih dari
100, maka nilai kreditnya akan ditetapkan 100.
2. Kualitas Aset (Asset Quality)
Aspek
kualitas aset yaitu menilai kualitas aset bank bersangkutan. Upaya yang
dilakukan yaitu dengan menilai jenis aset yang dimiliki oleh bank tersebut.
Pengukuran nilai aset harus sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia dengan
membandingkan antara aktiva produktif yang diklasifikasikan dengan aktiva
produktif. Rasio yang digunakan adalah rasio kualitas aktiva Produktif (KAP),
dengan rumus sebagai berikut:

KAP = aktiva produktif yang diklasifikasikan x 100%
total
akiva produktif
Aktiva produktif yang
diklasifikasikan dapat dihitung dengan ketentuan sebagai berikut :
1. 0% dari
kredit lancar.
2. 25% dari
kredit dalam perhatian khusus.
3. 50% dari
kredit kurang lancar.
4. 75% dari
kredit yang diragukan.
5. 100% dari
kredit macet.
Untuk
menghitung nilai kredit dari faktor kualitas aset dilakukan sesuai ketentuan
berikut :
1.
Nilai rasio 15,5 % atau lebih nilai
kreditnya = 0
2.
Setiap penurunan 0,15% dimulai dari
15,5% nilai ditambah 1 sampai maksimal
100.
Dan rumus yang digunakan untuk
menghitung nilai kredit rasio kualitas aset produktif adalah sebagai berikut.

Nilai Kredit = 1+ 15,5
–
0,15
3. Manajemen (Management)
Untuk menilai
kualitas manajemen dapat dilihat dari kualitas manusianya dalam menjalankan
bank. Kemampuan manusia juga dapat dilihat dari faktor pendidikan dan
pengalaman para karyawan didalam mengatasi masalah terjadi. Menilai performance
bank dalam faktor manajemen, yaitu dilakukan dengan melakukan kuisioner yang
diberikan kepada pihak
karyawan bank
tersebut, tetapi hal tersebut sulit dilaksanakan karena akan terkait dengan
rahasia perusahaan. Oleh sebab itu dalam penelitian ini aspek manajemen
diproyeksikan dengan rasio net profit margin (Susyanti 2002:4). Dan rasio net
profit margin (NPM) dapat dihitung dengan menggunakan rumus:




laba
bersih
NPM = laba operasionalx 100%

Untuk nilai kredit dari faktor
ini adalah rasio NPM sama dengan nilai kredit
4. Rentabilitas (Earning)
yaitu faktor
yang digunakan untuk menilai kemampuan bank dalam memperoleh laba. Manfaat dari
faktor ini juga untuk menilai tingkat efisiensi kegiatan usaha dan kemampuan
memperoleh laba yang dicapai bank. Bank dikatakan sehat jika bank diukur secara
rentabilitas yang terus meningkat sesuai standart yang ditetapkan. Penilaian
ini meliputi juga hal-hal seperti ;
a. Rasio laba
terhadap total asset (ROA) Rumus yang digunakan adalah (Martono,
2002: 91-92):




ROA = 100%

Untuk perhitungan nilai kredit dari ROA dilakukan sebagai
berikut:
1.
ROA sebesar 10% atau lebih, nilai
kreditnya sama dengan 0
2. Setiap
kenaikan 0,015 %, nilai kredit ditambah 1
sampai maksimal 100
Kemudian
penilaian kredit untuk rasio ROA dapat dihitung sebagai berikut :




Nilai Kredit :

0,015
b. Perbandingan biaya
operasi dengan pendapatan operasi (BOPO)




BOPO = 100%

Untuk
perhitungan nilai kredit dari BOPO dilakukan sebagai berikut:
1.
Nilai rasio 100 atau lebih nilai
kredit sama dengan 0

Selanjutnya adalah
menghitung nilai kredit dari rasio BOPO, dengan menggunakan rumus:




100%−
Nilai kredit :

0,08
Bank bisa dikatakan likuid, jika bank mampu membayar
semua hutangnya, khususnya hutang jangka pendek. Hutang jangka pendek yang
dimaksud dimaksud yaitu simpanan tabungan, giro, dan deposito. Dikatakan likuid
apabila pada saat ditagih bank sanggub membayar. Kemudian bank juga harus bisa
memenuhi setiap permohonan kredit yang memang layak untuk dibiayai.
Menurut (Hasibuan, 2005: 95)
bank dikatakan likuid jika:
likuiditasnya
2.
Kas aset lebih kecil dari yang
pertama diatas, tetapi bank juga punya aset lainnya (khususnya surat-surat
berharga) yang dapat dicairkan sewaktu-waktu tanpa penurunan nilai pasar.
3.
Kemampuan menciptakan kas aset baru
melalui berbagai bentuk uang.
Penilain dalam aspek
ini meliputi, Rasio kredit terhadap dana yang diterima oleh bank seperti giro,
tabungan, deposito dan lain-lain. Rasio yang digunakan untuk mencari rasio
likuiditas adalah rasio loan to deposit ratio (LDR), dengan rumus
berikut ( Martono 2002: 92) :
LDR = 100%





Untuk
menghitung nilai kredit dari rasio LDR, rumus yang digunakan adalah.
|
|
115−
|
|
|
Nilai Kredit
|
: 1 +
|
|
x 4
|
|
1 %
|
|
|||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3. METODE PENELITIAN
Jenis
penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitif. Lokasi penelitian adalah
adalah pojok Bursa Efek Indonesia di universitas Brawijaya (BEI). Fokus
penelitian yaitu tingkat performance bank-bank milik pemerintah seperti
Bank Mandiri, BNI, BRI dan BTN tahun 20013 dan 2014 dengan menggunakan
metode analisis CAMEL. Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan Perbankan
yang go public di BEI. Sampel pada penelitian ini diambil dengan teknik purposive
sampel. Sumber data dari penelitian ini adalah data primer dan
sekunder. Metode pengumpulan data yang dipakai peneliti dalam penelitian ini
adalat metode dokumentasi.
4.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Permodalan (Capital)
Tabel 1 : Rasio CAR dan nilai
kredit faktor permodalan
BANK
|
TAHUN
|
Rasio CAR (%)
|
NIlai
kredit
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
MANDIRI
|
2013
|
14,9
|
100
|
|
|
|
|
|
|
2014
|
16,6
|
100
|
|
|
|
|
|||
|
|
|
|
|
BNI
|
2013
|
15,09
|
100
|
|
|
|
|
|
|
2014
|
16,22
|
100
|
|
|
|
|
|||
|
|
|
|
|
BRI
|
2013
|
16,99
|
100
|
|
|
|
|
|
|
2014
|
18,3
|
100
|
|
|
|
|
|||
|
|
|
|
|
BTN
|
2013
|
15,6
|
100
|
|
|
|
|
|
|
2014
|
14,6
|
100
|
|
|
|
|
|||
|
|
|
|
|
Sumber : Data diolah
2. Kualitas Aset (Asset Quality)
Tabel 2 : Rasio Kualitas
aktiva produktif dan nilai kredit faktor kualitas asset
Sumber
: Data diolah
3. Manajemen (Management)
Tabel
3: Rasio NPM dan Nilai kredit dari faktor
BANK
|
TAHUN
|
Rasio KAP (%)
|
Nilai Kredit (%)
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
MANDIRI
|
2013
|
2,62
|
86,86
|
|
|
|
|
|
|
2014
|
3,03
|
84,13
|
|
|
|
|
|||
|
|
|
|
|
BNI
|
2013
|
2,7
|
86,33
|
|
|
|
|
|
|
2014
|
2,5
|
87,66
|
|
|
|
|
|||
|
|
|
|
|
BRI
|
2013
|
2,32
|
88,86
|
|
|
|
|
|
|
2014
|
2,42
|
88,2
|
|
|
|
|
|||
|
|
|
|
|
BTN
|
2013
|
6,6
|
60,33
|
|
|
|
|
|
|
2014
|
6,96
|
57,93
|
|
|
|
|
|||
|
|
|
|
|

BANK
|
TAHUN
|
NPM
|
Nilai
|
|
Kredit
|
|
|||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
MANDIRI
|
2013
|
79,95
|
79,95
|
|
2014
|
79,5
|
79,5
|
|
|
|
|
|||
BNI
|
2013
|
80,73
|
80,73
|
|
2014
|
81,1
|
81,1
|
|
|
|
|
|||
BRI
|
2013
|
76,2
|
76,2
|
|
2014
|
87,3
|
87,3
|
|
|
|
|
|||
BTN
|
2013
|
67,56
|
67,56
|
|
2014
|
72,15
|
72,15
|
|
|
|
|
Sumber:
Data diolah
4. Rentabilitas (Earning)
a. ROA
Tabel 4 : Rasio ROA dan nilai kredit dari faktor
ROA
BANK
|
TAHUN
|
Rasio ROA
|
Nilai Kredit
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
MANDIRI
|
2013
|
3,3
|
100
|
|
2014
|
3,04
|
100
|
|
|
|
|
|||
BNI
|
2013
|
2,91
|
100
|
|
2014
|
3,2
|
100
|
|
|
|
|
|||
BRI
|
2013
|
4,45
|
100
|
|
2014
|
3,84
|
100
|
|
|
|
|
|||
BTN
|
2013
|
16,32
|
100
|
|
2014
|
1o,31
|
100
|
|
|
|
|
Sumber:
Data diolah
b. BOPO
Tabel 5 : Rasio BOPO dan nilai kredit faktor Bopo
BANK
|
TAHUN
|
Rasio BOPO
|
NIlai
Kredit
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
MANDIRI
|
2013
|
67
|
100
|
|
2014
|
70,2
|
100
|
|
|
|
|
|||
BNI
|
2013
|
68,7
|
100
|
|
2014
|
69,7
|
100
|
|
|
|
|
|||
BRI
|
2013
|
61,4
|
100
|
|
2014
|
66,4
|
100
|
|
|
|
|
|||
BTN
|
2013
|
81,5
|
100
|
|
2014
|
88,71
|
100
|
|
|
|
|
Sumber:
Data diolah
Tabel 6: Rasio LDR dan Nilai
kredit faktor Likuiditas
BANK
|
TAHUN
|
Rasio LDR
|
NIlai Kredit
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
MANDIRI
|
2013
|
86,4
|
100
|
|
2014
|
84,1
|
100
|
|
|
|
|
|||
BNI
|
2013
|
85,3
|
100
|
|
2014
|
89,4
|
100
|
|
|
|
|
|||
BRI
|
2013
|
82,5
|
100
|
|
2014
|
75,94
|
100
|
|
|
|
|
|||
BTN
|
2013
|
94,7
|
100
|
|
2014
|
97,45
|
100
|
|
|
|
|
Sumber: Data diolah
Analisis
Penilaian Tingkat Kesehatan Bank 1. Bank Mandiri
Tabel 7 : Analisis penilaian
tingkat kesehatan bank Mandiri
BANK
|
|
Faktor
|
Bobot
|
Nilai CAMEL
|
|
|
|
CAMEL
|
(%)
|
2013
|
2014
|
|
|
|
|
|
||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
CAR
|
25
|
25
|
25
|
|
|
|
KAP
|
30
|
26,05
|
25,23
|
|
MANDIRI
|
NPM
|
25
|
19,98
|
19,87
|
|
|
|
|
ROA
|
5
|
5
|
5
|
|
|
|
BOPO
|
5
|
5
|
5
|
|
|
|
LDR
|
10
|
10
|
10
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||
Total Nilai CAMEL
|
91,03
|
90, 17
|
|
|||
|
|
|
|
|
|
|
|
Predikat
|
|
Sehat
|
Sehat
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Sumber: Data diolah
2. Bank BNI
3. Bank BRI
Tabel 9 : Analisis penilaian
tingkat kesehatan bank BRI
BANK
|
Faktor
|
Bobot
|
Nilai CAMEL
|
|
|
CAMEL
|
(%)
|
2013
|
2014
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
CAR
|
25
|
25
|
25
|
|
|
KAP
|
30
|
26,58
|
26,46
|
|
BRI
|
NPM
|
25
|
19,05
|
21,82
|
|
|
ROA
|
5
|
5
|
5
|
|
|
BOPO
|
5
|
5
|
5
|
|
|
LDR
|
10
|
10
|
10
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||
Total
Nilai CAMEL
|
90,62
|
93,28
|
|
||
|
|
|
|
|
|
|
Predikat
|
|
Sehat
|
Sehat
|
|
|
|
|
|
|
|


Sumber: Data diolah
4. Bank BTN
Tabel 10 : Analisis penilaian
tingkat kesehatan bank BTN
BANK
|
Faktor
|
Bobot
|
Nilai CAMEL
|
|
|
CAMEL
|
(%)
|
2013
|
2014
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
CAR
|
25
|
25
|
25
|
|
|
KAP
|
30
|
18,09
|
17,37
|
|
BTN
|
NPM
|
25
|
16,89
|
18,03
|
|
|
ROA
|
5
|
5
|
5
|
|
|
BOPO
|
5
|
5
|
5
|
|
|
LDR
|
10
|
10
|
10
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||
Total
Nilai CAMEL
|
78,2
|
77,52
|
|
||
|
|
|
|
|
|
|
Predikat
|
|
Cukup
|
Cukup
|
|
|
|
Sehat
|
Sehat
|
|
|
|
|
|
|
Sumber: Data diolah
Tabel 8 : Analisis penilaian tingkat kesehatan bank BNI
BANK
|
Faktor
|
Bobot
|
Nilai CAMEL
|
|
|
CAMEL
|
(%)
|
2013
|
2014
|
|
|
|
|
||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
CAR
|
25
|
25
|
25
|
|
|
KAP
|
30
|
25,89
|
26,29
|
|
BNI
|
NPM
|
25
|
20,18
|
20,27
|
|
|
ROA
|
5
|
5
|
5
|
|
|
BOPO
|
5
|
5
|
5
|
|
|
LDR
|
10
|
10
|
10
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||
Total Nilai CAMEL
|
91,07
|
91, 56
|
|
||
|
|
|
|
|
|
|
Predikat
|
|
Sehat
|
Sehat
|
|
|
|
|
|
|
|
Sumber: Data Diolah

5. KESIMPULAN
DAN SARAN
a. Kesimpulan
Dari hasil
analisis CAMEL yang dilakukan sebelumnya dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Dari hasil analisis kinerja yang
dilakukan terhadap bank Mandiri tahun 2013 dan 2014, diketahui bahwa kinerja
keuangan bank MANDIRI mengalami sedikit penurunan, hal ini dapat dilihat dari
menurunnya nilai CAMEL dari 91,03 pada tahun 2013 menjadi 90,17 ditahun 2014.
Hal ini tidaklah menjadi masalah yang besar meskipun mengalami penurunan bank
MANDIRI masih tetap berpredikat bank sehat atau mempunyai performa yang baik.
2. Berbeda dengan bank mandiri, hasil
analisis analisis yang dilakukan terhadap bank BNI, justru mengalami kenaikan
kinerja hal ini bisa dilihat dari nilai CAMEL yang meningkat 91,07 ditahun 2013
menjadi 93,98 ditahun 2014. Bank BNI sendiri berpredikat bank yang sehat atau
memiliki performa yang baik.
3. Dari hasil analisis yang dilakukan
terhadap bank BRI tahun 2013 dan 2014, bisa diketahui bahwa bank BRI mengalami
kenaikan kinerja keuangan karena nilai CAMEL nya meningkat dari 90,63 ditahun
2013 menjadi 93,28 ditahun 2014. Itu artinya bank BRI mempunyai kinerja yang
baik atau berpredikat sehat.
4. Hasil analisis terhadap bank BTN.
Dari hasil analisis yang dilakukan, diketahui bank BTN mengalami penurunan
kinerja
karena hasil analisi CAMEL
mengindikasikan penurunan dari 78,2 ditahun 2013 menjadi 77,51 ditahun 2014.
Bank BTN sendiri berpredikat cukup sehat atau performanya cukup baik.
b. Saran
Saran-saran
dari hasil penelitian ini adalah :
1. Bagi
perusahaan
Disarankan kepada bank-bank
milik pemerintah untuk terus meningkatkan kinerjanya agar perusahaan selalu
bisa menghasilkan laba. Serta disarankan untuk lebih ketat dalam melakukan
pengawasan, khusunya dalam memberikan kredit agar dapat mengurangi kredit macet
dimasa yang akan datang.
2. Bagi
Masyarakat/Investor
Disarankan agar selalu melihat
rasio-rasio yang dapat dijadikan tolak ukur untuk menilai kinerja bank,
sehingga bisa menghindari kerugian dimasa yang akan datang.
3. Bagi
Peneliti Selanjutnya
Diharapkan penelitian ini bisa
bermanfaat untuk peneliti selanjutnya, sebagai bahan referensi untuk meneliti
perusahaan perbankan yang akan diteliti baik itu perusahaan perbankan yang sama
ataupun yang berbeda.

6. DAFTAR PUSTAKA
Abdullah,
M .Faisal. 2003. Manajemen Perbankan
Teknik Analisis Kinerja Keuangan Bank.
Malang: UMM Press.
Arikunto,
Suharsini. 2002. Prosedur Penelitian (
Suatu Pendekatan Praktek )
Jakarta: Rineka Cipta.
Darmawi,
Herman. 2011. Manajemen Perbankan.
Jakarta: Bumi Aksara.
Hasibuan, Malayu S.P. 2009. Dasar-dasar
Perbankan. Jakarta:
Bumi Aksara.
Jiwandono, J.
Soedrajat. 2006. Sejarah Bank Indonesia periode V : 1997-1999 Bank
Indonesia pada masa krisis ekonomi, moneter dan perbankan.Jakarta: Bank Indonesia.
Judisseno,
Rimsky K. 2005. Sistem Moneter dan Perbankan di Indonesia.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Jurnal
Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 29 No. 1 Desember 2015| 94 administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id